Senin, 02 Desember 2013

PSEUDOMONAS COCCOVENENANS


PSEUDOMONAS COCCOVENANS


Kata pengantar

    Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena atas rahmatnya saya berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik yang berjudul bakteri “Pseudomonas cocovenenans”
    Makalah ini membahas hal-hal yang perlu di perhatikan dalam kehidupan, beberapa informasi penting dapat kita ketahui melalui makalah ini.
    Terimakasih kepada bapak yang telah membimbing saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya ini, saya harap kritik dan sarannya dari semua yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah saya. Semoga tuhan meridhoi segala usaha kita amin.



                            Banda aceh 25 okteber 2013    







PSEUDOMONAS COCOVENENANS.

Pseudomonas cocovenenans merupakan bakteri penyebab keracunan makanan bila bakteri tersebut tumbuh sebagai kontaminan dalam pembuatan tempe bongkrek. Yang dimaksud dengan tempe bongkrek adalah suatu makanan khas Banyumas yang dibuat dari ampas kelapa yang difermentasi dengan kapang Rhizopus sp.

Ciri – ciri Bakteri P.cocovenenans
Bakteri ini termasuk famili Pseudomonadaceae, genus Pseudomonas berbentuk batang dapat bergerak dan memiliki 5 silia (rambut) pada salah satu ujungnya. Bentuk bakteri tersebut dapat berubah-ubah tergantung pada jenis medium yang dipergunakan. Karena itu kadang-kadang bentuknya mikrokokus, dan kadang-kadang berbentuk batang. . Pada umumnya berukuran 0,5-1,0 mikrometer x 1,5-4,0 mikrometer. Motildan berflagelum polar. Tidak menghasilkan selongsong prosteka. Tidak dikenal adanya stadium istirahat. Kemoorganotrof. Metabolisme dengan respirasi, tidak pernah fermentatif. Dapat menggunakan Oksigen atau CO sebagai sumber energi, katalase positif.

P.cocovenenans bersifat anaerobe fakultatif, dapat tumbuh di berbagai media dan biasanya mengeluarkan zat yang berwarna kuning. Bersifat gram negatif, bersel tunggal dan dapat tumbuh pada suhu kamar atau suhu 37 ˚C.
Mikroba Pseudomonas cocovenenans aktif memecahkan atau menghidrolisa gliserida (lipida) dari minyak kelapa menjadi gliserol dan asamlemak. Fraksi gliserol setelah mengalami reaksi-reaksi biokemis menjadi senyawa yang berwarna kuning yang disebut toksoflavin sedang asam lemaknya, khususnya asam oleat dapat menjadi asam bongkrek yang tidak berwarna.
Bakteri Pseudomonas tumbuh pada kisaran pH 6 – 8 dengan pertumbuhan optimum pada pH 8.0, Arbianto (1971) melaporkan bahwa pada pH 6.0 atau lebih rendah dapat menekan atau menghambat produksi racun tempe ampas kelapa. Sedangkan pada pH 5.0 atau lebih rendah diperlukan untuk menghambat pertumbuhan Pseudomonas. Ia juga melaporkan bahwa asam bongkrek diproduksi selama fase pertumbuhan stationer, yang suatu fase dimana jumlah baktei kurang lebih sama jumlahnya.

Klasifikasi ilmiah PSEUDOMONAS COCCOVENENANS

-Kerajaan :bacteria
-Filum       :protebacteria
-Kelas       :beta proteobacteria
-Ordo       :burkholderiales
-Famili      :burkholderiaceae
-Genus      :bulkholderia
-Species     :B.gladioli

GEJALA KLINIS
Gejala klinis pada kasus keracunan baktei ini adalah mual [87,88%],muntah    [81,82%],
    ,pusing [48,48%] kemudian dapat mengakibatkan kematian ,walaupun demikian ,penyakit   
 ini bukanlah wabah dan tidak menular antar manusia.

PENGOBATAN
Gejala Pseudomonas merupakan bakteri gram negatif oleh karena itu bakteri ini resisten
Terhadap penicillin dan mayoritas beta-lactam antibiotik tetapi sebagai sensitif terhadap piperacilin,
Imipenem,tobramycin atau ciprofloxain   
Nama penyakit dan bahan periksaan nya
    Bakteri P.coccovenenans dapat hidup dilingkungan dengan kelembapan cukup dan suka lingkungan berair, Bakteri P.coccovenenans inilah mikroorganisme penyebab keracunan. P.coccovenenans ini juga dikenal dengan nama bakteri burkholderia cocovenenans, bakteri ini diketahui memproduksi dua jenis toksin, toxoflavin, dan asam bongkrek. Toxoflavin diketahui memiliki aktivitas sebagai pembawa elektron, sedangkan asam bongkrek diketahui memiliki kemampuan menghambat aktifitas fosforilasi oksidatif dalam organel mitokondria. Asam bongkrek inilah yang dituduh sebagai senyawa penyebab keracunan makanan. berdasarkan hasil penelitian, penurunan sebanyak 2 persen larutan NaCl dan asam asetat dapat digunakan untuk menurunkan pH dalam media menjadi 4,5. Kondisi ini dipercaya dapat mencegah pembentukan toksin pada tempe. Hal itu terjadi karena pertumbuhan bakteri P.coccovenenans pada median bongkrek tidak akan berjalan optimal jika pH media berada di bawah 5,5. Hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium menunjukkan, ada beberapa faktor yang memengaruhi mengapa peristiwa keracunan hanya tenjadi pada sejumblah kecil makanan dan terbatas pada daerah-daerah tertentu. Salah satunya adalah tipe dan konsentrasi lipid(lemak) pada asam bongkrek yang dihasilkan P.coccovenenans. medium ini kemudian diinokulasi oleh bakteri P.coccovenenans dan diinkubasi pada suhu 30 derajat C selama 5 hari. Sebuah asam bongkrek akan terbentuk. Kuantitasnya diketahui dengan melakukan analisis menggunakan metode PHLC. saat dibandingkan antara asam lemak bebas dan tingkat saturasi berbeda, sejumblah asam bongkrek yang signifikasi(2,26 mg/berat kering) hanya di produksi oleh asam oleat. Dada-data tersebut mengindikasikan bahwa konsentrasi dan tipe lipid dalam suatu substrat sangat memengaruhi pembentukan asam bongkrek. pengetahuan dalam proses pengelolaan suatu makanan yang akan dikonsumsi sangatlah perlu diketahui. Bukan hanya harus teliti sebelum membeli, tetapi juga teliti sebelum mengomsumsi.

CARA PENULARAN PENYAKIT
 pseudomonas cocovenenans bakteri ini hanya dapat tumbuh pada tempe bongkrek yang membentuk racun jika bahan dasar tempe adalah kelapa parut,ampas kelapa atau bungkil kelapa,sedangkan tempe dari kedelai atau ongcong dari bungkil ,kacang tanah tidak beracun walaupun ditulari bakteri ini. bakteri pseudomonas cocovenenans bila tumbuh pada ampas kelapa akan memproduksi racun toxoflafin dan asam bongkrek ,toxoflafin bewarna kuning asam tampak jelas jika tempe bongkrek tekontaminasi ravcun ini.

KESIMPULAN

Bakteri Pseudomonas cocovenenans merupakan bakteri penyebab keracunan makanan bila bakteri tersebut tumbuh sebagai kontaminan dalam pembuatan tempe bongkrek. yang dimaksud dengan tempe bongkrek adalah suatu makanan khas Banyumas yang dibuat dari ampas kelapa yang difermentasi dengan kapang Rhizopus sp.


















Daftar pustaka
•    http://www.google.com

































Tidak ada komentar:

Posting Komentar